Peninggalan Sunan Ampel merupakan salah satu jejak sejarah muslim di Nusantara. Seperti diketahui, banyak saksi sejarah perkembangan Islam di bumi pertiwi, karena Indonesia merupakan negara dengan populasi muslim terbesar di dunia. Banyak peneliti dan penduduk Indonesia sendiri yang mencari jejak sejarah muslim di tanah Nusantara.
Mempelajari sejarah membuat Anda mendapatkan sudut pandang baru, tentang bagaimana melihat perubahan sosial, juga bagaimana menghargai leluhur. Berikut ulasan komprehensif peninggalan-peninggalan bersejarah dari masa Sunan Ampel.
Mengenal Sosok Sunan Ampel
Sebelum menyaksikan beberapa peninggalan Sunan Ampel, mari sejenak mengingat kembali sosok Sunan Ampel, demi mempermudah Anda untuk membayangkan keislaman Nusantara pada masa itu. Berdasarkan beberapa sumber, dijelaskan bahwa Sunan Ampel memiliki nama asli Raden Mohammad Ali Rahmatullah. Ia juga memiliki nama China, yakni Bong Swi Hoo.
Sunan Ampel lahir pada tahun 1401 dari Kerajaan Champa. Ia dibesarkan dengan didikan yang baik. Meskipun Sunan Ampel lahir di lingkungan kerajaan, namun ia tidak menikmati kehidupannya dengan bermanja-manja. Diriwayatkan bahwa Sunan Ampel tumbuh menjadi pemuda yang gagah dan pintar. Hingga pada akhirnya, ketika berusia 20 tahun, ia berangkat ke Indonesia. Ia kemudian menetap di Jawa Timur, tepatnya di kota Surabaya.
Karena kepintaran dan kebijaksanaannya, ia dinilai memiliki kemampuan keagamaan yang sangat mumpuni bagi usianya yang sangat belia pada masa itu. Hal itu membawanya kepada Raja Brawijaya, yang kemudian memberikan kepercayaan kepadanya untuk berdakwah dan menyebarkan ilmu keislaman ke seluruh Surabaya. Dalam perjalanan menyebarkan ajaran islam inilah, pada akhirnya banyak memberikan peninggalan Sunan Ampel yang bersejarah.
Peninggalan Sunan Ampel
Dalam upayanya menyebarkan ajaran islam di tanah Jawa, Sunan Ampel banyak memberikan sumbangsih terhadap peninggalan bersejarah. Peninggalan bersejarah tersebut menjadi bukti akan adanya jejak islam di Nusantara. Berikut ini adalah beberapa peninggalan Sunan Ampel yang dapat menjadi bahan pembelajaran dan penambah khazanah pengetahuan Anda.
Masjid Sunan Ampel
Sebagai salah satu sosok yang berdakwah dan menyebarkan ajaran islam di tanah Nusantara, tentunya peninggalan Sunan Ampel yang utama adalah rumah ibadah umat muslim. Rumah ibadah ini adalah masjid. Masjid pertama yang menjadi bukti sejarah dari syiar agama Sunan Ampel adalah Masjid Sunan Ampel. Masjid Sunan Ampel kini dikenal sebagai masjid paling tua ketiga yang dapat ditemukan di Indonesia.
Masjid Sunan Ampel kini sangat terkenal di kalangan masyarakat muslim. Masjid ini banyak dikunjungi sebagai salah satu destinasi wisata rohani. Banyak umat muslim yang mengunjungi masjid ini dan kemudian berziarah ke makam Sunan Ampel. Mereka mengirim doa untuk Sunan Ampel dan sekaligus mempelajari jejak sejarah keislaman yang disebarkan oleh Sunan Ampel melalui wisata religi.
Ciri khas bangunan masjid ini adalah mengadopsi arsitektur campuran antara gaya Jawa dan Arab. Tidak hanya itu, arsitekturnya semakin menarik ditambahkan oleh ukiran berwarna keemasan gaya Hindu-Buddha. Jika Anda berminat untuk mengunjungi Masjid Sunan Ampel, Anda dapat datang ke Surabaya, ibu kota Jawa Timur. Masjid ini berlokasi di Kecamatan Semampir, Desa Ampel, tepatnya di Jalan Ampel Suci Nomor 45.
Masjid Rahmat Kembang Kemuning
Tidak hanya satu masjid saja yang menjadi peninggalan Sunan Ampel. Ada beberapa masjid lain yang menjadi bukti dari jejak sejarah keislaman yang dibawa oleh Sunan Ampel. Masjid berikutnya adalah Masjid Rahmat Kembang Kemuning. Masjid ini turut serta menjadi saksi dari dakwah dan penyebaran ajaran agama islam yang dilakukan oleh Sunan Ampel.
Diriwayatkan bahwa masjid ini pada mulanya bukanlah seperti masjid pada umumnya. Masjid ini terletak di tengah hutan. Sunan Ampel pada kala itu harus membuka lahan hutan untuk dapat membangun masjid ini. Awalnya, bangunan masjid ini hanya seperti majelis-majelis sederhana atau surau tempat menimba ilmu. Kemudian Sunan Ampel membangunnya menjadi lebih baik dan layak digunakan.
Masjid Jami’ Peneleh
Disamping dua masjid di atas, terdapat masjid lain yang cukup terkenal sebagai bagian dari peninggalan Sunan Ampel. Masjid tersebut adalah Masjid Jami' Peneleh Surabaya. Masjid ini dijelaskan oleh beberapa sumber dan riwayat adalah masjid yang diyakini masyarakat sebagai masjid pertama di Surabaya. Namun tidak seperti dua masjid di atas, Masjid Jami’ Peneleh Surabaya kurang populer dan kurang dikenal oleh orang-orang masa kini.
Menilik penjelasan dari ketua takmir Masjid Peneleh, Muhammad Sufyan, ia berkata bahwa masjid ini dibangun sekitar abad ke-15. Masjid yang dibangun oleh Sunan Ampel ini dulunya adalah daerah ramai karena Masjid Jami’ Peneleh Surabaya meskipun kini kurang dikenal, namun tetap menjadi salah satu jejak dan bukti yang mencirikan syiar agama islam di Nusantara.
Kampung Arab
Peninggalan Sunan Ampel berikutnya adalah Kampung Arab. Apabila Anda selama ini sering mendengar Kampung Inggris yang berlokasi di Kediri, maka di Surabaya terdapat Kampung Arab. Kampung Arab menjadi bukti jejak dakwah Islam Sunan Ampel yang sangat menarik. Kampung Arab lahir karena memang wilayah Ampel diketahui sebagai wilayah yang memiliki penduduk dari keturunan Arab.
Suasana Timur Tengah sangat terasa di Kampung Arab. Banyak sudut kampung yang ditambahkan bahasa-bahasa Arab, seperti petunjuk jalan, maupun nama-nama toko. Kampung Arab berlokasi di sekitar Masjid Ampel.Di sekitar sana juga Anda dapat berbelanja. Banyak barang yang dapat dibeli termasuk barang-barang yang bagus untuk dijadikan oleh-oleh.
Barang-barang yang dapat Anda beli tentunya berciri khas Arab. Sehingga tidak perlu berkunjung ke negara-negara Arab langsung, Anda sudah dapat berbelanja barang-barang Arab dan merasakan suasana Arab di sana.
Makam Sunan Ampel
Makam Sunan yang dikenal dengan karakternya yang bersahaja; alim, pintar, dan bijaksana ini dapat Anda kunjungi di kawasan Ampel Denta. Sunan Ampel diriwayatkan menghabiskan masa hidupnya berdakwah dan tinggal di tanah seluas 12 hektar milik Raja Majapahot hingga akhirnya wafat pada 1481. Ia kemudian dimakamkan di sana, dekat area Masjid Ampel.
Metode Dakwah Sunan Ampel
Berkaitan dengan sosoknya yang bijaksana, pintar, cerdas dan merakyat, metode atau strategi dakwah yang ia gunakan adalah secara komunal mendekatkan diri kepada masyarakat. Salah satu metode dakwah Sunan Ampel yang sangat terkenal adalah “Moh Limo”.
Moh Limo diambil dari Bahasa Jawa, “moh” berarti “tidak atau tidak mau” dan “ limo” yang berarti “lima”. Jadi, maksudnya adalah artinya tidak melakukan 5 hal, 5 hal tersebut adalah 5 hal yang dilarang agama, yakni Moh Wadon/tidak mau main wanita, Moh Mabok/tidak mau mabuk-mabukan, Moh Main/tidak berjudi, Moh Maling/tidak mencuri, dan Moh Madat/tidak narkoba.
Konon, peninggalan Sunan Ampel berupa strategi dakwah Moh Limo ini terbukti berhasil memperbaiki moralitas masyarakat yang saat itu memprihatinkan. Kepiawaiannya ini juga membuat Prabu Sri Kertawijaya memberinya keleluasaan untuk menyebarkan ajaran Islam ke masyarakat luas, dalam semua tingkat sosial.
Post a Comment for " Peninggalan Sunan Ampel, Jejak Sejarah Muslim di Tanah Nusantara"