NU adalah Organisasi Keagamaan di Indonesia, Berikut Sejarahnya!

Tipsseo.netNU adalah Organisasi Keagamaan di Indonesia, Berikut Sejarahnya! – NU merupakan singkatan dari Nahdlatul Ulama yang artinya kebangkitan ulama. Organisasi ini didirikan oleh para ulama di Surabaya, Jawa Timur pada Januari 1926. Berdasarkan buku Antalogi NU, berdirinya NU sangat terkait dengan perkembangan masalah keagamaan dan politik global saat itu.

Sebagai salah satu organisasi keagamaan terbesar, NU tidak hanya dilihat dari sudut formalnya saja. Namun, sebelum terbentuknya organisasi formal, NU sudah lahir dalam bentuk jam’iyyah. Tumbuh lama sebagai komunitas yang terikat kuat oleh aktivitas sosial keagamaan, NU memiliki karakteristik sendiri. simak juga tentang Muhamadiyah adalah 

NU adalah
NU adalah

NU Adalah Sebuah Organisasi

NU adalah wujud dari sebuah gagasan pemikiran dari KH Wahab Chasbullah, yang menjadi pendiri NU. Tumbuh sebagai organisasi Islam terbesar di Indonesia, tentu saja tidak lepas dari tokoh-tokoh dibaliknya. K.H Hasyim Asy’ari tergabung menjadi Rais Aam pertama NU. NU memiliki dua kepemimpinan yang keduanya memiliki keputusan yang sama dalam mengelola organisasi. Kedua jabatan tersebut yaitu Rais Aam dan Ketua NU.

Kelahiran NU sebagai sebuah organisasi, tidak dapat terlepas dari dua organisasi sebelumnya. Nahdlatul Wathan dan Taswirul Afkar yang juga didirikan di Surabaya. Nahdlatul Wathan lebih mengarah di bidang pendidikan dan dakwah dan Taswirul Afkar di bidang sosial. Selain itu, satu organisasi lagi yang khusus untuk memperbaiki ekonomi rakyat, yaitu Nahdlatul Tujjar.

Organisasi-organisasi tersebut kemudian menjadikan landasan untuk didirikannya satu organisasi saja yang dapat mencakup semua bidang dan lebih sistematis. Sehingga terbentuklah NU sebagai satu organisasi yang mampu mewadahi kebutuhan mulai dari bidang pendidikan, dakwah, sosial dan ekonomi rakyat. Saat ini, semakin bertumbuh dan besarnya NU, yang dikenal oleh masyarakat NU adalah sebuah organisasi keagamaan (Islam).

Awal Berdirinya NU

Tahun 1926 diadakannya pertemuan Internasional yang membahas mengenai khilafah di Hijaz. Delegasi dari Indonesia diwakili oleh H.O.S Tjokroaminoto dari Serikat Islam dan K.H Mas Mansyur dari pihak Muhammadiyah. Namun, keduanya dirasakan kurang mewakili kaum tradisional. Oleh karena itu, kaum tradisionalis membuat pertemuan sendiri. Sehingga menghasilkan komite Hijaz, yang pada kemudian menjadi pondasi pendirian NU.

Tujuan dari berdirinya NU adalah guna melestarikan dan mengamalkan ajaran Ahlussnah Wal Jamaah. Ajaran ini merupakan pola pikir antara rasionalis dengan skriptualis. Sehingga, sumber hukum untuk NU juga pada kemampuan akal dan realitas empirik, tidak hanya dari Al Quran dan As Sunnah saja.

Kehadiran NU menjadi organisasi yang bersifat sosial, budaya dan keagamaan yang hadir di masa penjajahan. Hal tersebut pada dasarnya menjadi bentuk perlawanan terhadap penjajah. Berdirinya NU memang dipengaruhi oleh kondisi politik dalam dan juga luar negeri pada masa itu. Selain itu juga menjadi bentuk kebangkitan kesadaran politik dalam wujud gerakan organisasi untuk menjawab kepentingan nasional dan dunia Islam pada umumnya.

Sejarah NU

Pada masa awal berdirinya, NU adalah organisasi yang memptioritaskan warga dengan melakukan usaha untuk memajukan masyarakat Indonesia. Sejak masa penjajahan, NU sudah mendirikan banyak madrasah dan pesantren. Selain itu juga beberapa kegiatan dilaksanakan, dengan mendirikan lembaga dan koperasi. Pada tahun 1942, NU tersebar hingga 120 cabang di seluruh Pulau Jawa. Berikut ini sejarah NU dari masa ke masa:

Masa Penjajahan Jepang

Pada Maret 1942, Jepang mengeluarkan aturan untuk membekukan segala aktivitas organisasi politik dan kemasyarakatan. NU juga menjadi salah satunya. Aktivitas perjuangan NU menjadi teralih ke jalur diplomasi. K.H Abdul Wahid Hasyim yang merupakan putra dari K.H Hasyim Asy’ari, masuk dalam jajaran anggota parlemen buatan Jepang (Chuo Sangi-In). K.H Abdul Wahid Hasyim kemudian mendesak kepada Jepang untuk mengaktifkan NU kembali.

NU adalah organisasi yang kemudian diaktifkan kembali pada Oktober 1943, dengan melanjutkan perjuangan melalui Majelis Syura Muslimin Indonesia (Masyumi). Diketuai K.H Hasyim Asy’ari dan K.H Wahid Hasyim sebagai wakilnya, Wahid Hasyim meminta kepada Jepang untuk memberikan pelatihan kemiliteran kepada para santrinya. Hingga akhirnya terbentuklah Hizbullah dan Sabilillah, yang nantinya pasukan santri ini yang akan melawan Jepang.

Pada masa penjajahan Jepang, aktivitas NU fokus untuk membela tanah air baik secara fisik maupun politik. NU kemudian tumbuh dan masuk ke ranah kemasyarakatan dan politik. Pada masa ini, NU juga turut andil dalam berjuang melawan penjajah dengan sekuat tenaga membela tanah air.

Masa Kemerdekaan

Perlawanan NU terhadap pasukan sekutu yang datang lagi ke Indonesia setelah kemerdekaan, terlihat dengan melakukan perlawanan yang menyerukan Resolusi Jihad. Gerakan tersebut menjadi suatu bukti bahwa perjuangan kemerdekaan merupakan sebuah Perang Suci atau Jihad. Resolusi Jihad NU adalah bentuk penolakan akan kekuatan kolonial. Resolusi ini kemudian menginspirasi peristiwa 10 November 1945 atau dikenal dengan Hari Pahlawan.

NU di Masa Orde Lama

Keluarnya Maklumat Pemerintah No. X tentang anjuran berdirinya partai-partai politik, memaksa NU untuk bergabung dengan partai politik Masyumi. Hal ini akhirnya mempengaruhi NU untuk memperluas peran ulama melalui politik. Akan tetapi, pada tahun 1952, NU kemudian memutuskan untuk keluar dari Masyumi. Hal tersebut demi mencapai tujuan dalam membentuk dewan pimpinan umat Islam yang nilainya lebih tinggi.

Pada Pemilihan Umum tahun 1955, NU cukup sukses meraih 6,9 juta suara dan mendapatkan 45 kursi di parlemen. Keberhasilan ini menjadi kekuatan untuk membuktikan jika kaum tradisional dapat menyatakan aspirasinya. Selain itu, NU adalah partai politik yang berhasil melembagakan peran ulama dalam parlemen. Hingga saat ini, beberapa anggota NU berhasil duduk di departemen agama.

Pada masa G 30 S PKI, NU menjadi partai politik pertama yang berani mendesak Presiden Soekarno untuk membubarkan PKI. NU menentang keras adanya komunisme. Hal ini diperlihatkan dengan sikap tegasnya yang terus mendesak Presiden pada masa itu. Saat sebagian masyarakat Indonesia masih ragu dengan dalang dibalik peristiwa G 30 S PKI, NU berani untuk terus bergerak maju.

Masa Orde Baru

Pada Muktamar NU tahun 1979, NU kembali pada tujuan awal mendirikannya yaitu NU adalah organisasi keagamaan seperti awal berdirinya. Hal tersebut dikarenakan banyaknya kekecewaan yan muncul selama perjalanan NU menjadi partai politik. Meski demikian, anggota NU tetap dapat ikut serta ke dalam ranah politik, namun secara perseorangan.

Dengan pernyataan tersebut, maka NU otomatis keluar dari Partai PPP. Meski NU memberikan kebebasan kepada anggotanya untuk terjun ke dunia politik, namun tetap melarang untuk merangkap jabatan dengan organisasi lain. Pada masa Orde Baru, NU mendukung penuh asas tunggal Pancasila diberlakukan. Hal ini dibuktikan pada keputusannya, bahwa NU berasaskan Pancasila.

Masa Reformasi

Pada masa reformasi, NU melahirkan Presiden Indonesia yaitu K.H Abdurrahman Wahid yang lebih akrab disapa Gus Dur. Semasa jabatannya, beliau berhasil mereformasi sistem pendidikan di pesantren. Sehingga membuat pesantren mampu bersaing dengan sekolah lain. Pada masa reformasi ini juga, NU mengeluarkan pandangan yang dikenal dengan Refleksi Reformasi. Sebagai bukti bahwa NU adalah organisasi keagamaan sesungguhnya.

Masa Pasca Reformasi

Pada masa setelah reformasi hingga saat ini, NU telah menjadi organisasi sosial keagamaan. Hal ini juga menjadikan banyak organisasi otonom di bawah NU yang menjadi kepanjangan tangan sampai ke daerah-daerah. Selain itu, anggota NU juga semakin banyak menjadi ahli di berbagai bidang. Baik di ranah nasional hingga internasional. simak juga tentang ilmuwan Islam

Meski demikian, masih banyak masalah berat yang harus dihadapi bersama oleh NU. Seperti di era informasi sekarang ini, NU memiliki misi untuk mengantisipasi gerakan radikal dari Islam sendiri. Pada akhirnya, peristiwa-peristiwa sejarah tersebut membuktikan jika lahirnya NU adalah untuk merespon kondisi rakyat yang sedang mengalami masalah. Selain itu juga untuk menegakkan warisan kebudayaan dan peradaban Islam yang sudah diperjuangkan.

Post a Comment for "NU adalah Organisasi Keagamaan di Indonesia, Berikut Sejarahnya!"