Sejarah Sunan Ampel dalam menyebarkan agama Islam di tanah Jawa sangat terkenal. Sebagai salah satu wali songo peranannya sangat penting. Karena dari ajarannya lah muncul banyak wali dan ulama yang juga ikut serta menyebarkan agama Islam di tanah Jawa. Hingga menjelang akhir hayatnya Sunan Ampel tak berhenti untuk terus menyebarkan agama Islam.
Setelah tiada namanya tetap dikenang, daerah Ampel yang kemudian tersemat dalam namanya juga selalu ramai dikunjungi para peziarah yang mendatangi makam Sunan Ampel. Begitu pula dengan masjid Ampel, selalu ramai utamanya saat momen tertentu. Bulan Ramadhan misalnya. Sebuah hal yang menunjukkan bahwa Sunan Ampel akan selalu menjadi wali yang dihormati.
Mengenal Sejarah Sunan Ampel
Meskipun telah tiada ratusan tahun yang silam, sejarah singkat Sunan Ampel tidak pernah berhenti diajarkan diberbagai sekolah. Bagi yang belum familiar dengan Sunan Ampel, simak yuk sejarah hidupnya di bawah ini:
1. Kelahiran dan Masa Kecil Sunan Ampel
Sunan Ampel mempunyai nama kecil Raden Rahmat. Beliau adalah putera tertua dari Maulana Malik Ibrahin dari pernikahannya dengan putri Campa. Raden Rahmat terlahir pada tahun 1401 M. Di sebuah daerah bernama Campa. Menghabiskan masa kecilnya di Campa hingga saat beranjak remaja, beliau di utus untuk menyebarkan agama Islam di tanah Jawa. Dengan ilmu agama yang mumpuni berangkatlah beliau seorang diri.
2. Pernikahan Sunan Ampel
Sejarah Sunan Ampel menyatakan bahwa Raden Rahmat tiba di daerah Gresik. Beliau kemudian melanjutkan perjalanan ke Majapahit untuk menemui bibinya yang bernama Dwarawati seorang putri Campa. Setelah beberapa tahun di tanah Jawa dan menyebarkan agama Islam, Sunan Ampel kemudian menikah dengan seorang putri adipati di Tuban.
Catatan sejarah dari Sunan Ampel juga mencatat bahwa Raden Rahmat memiliki 2 orang istri yaitu Dewi Karimah dan Dewi Chandrawati atau Nyai Ageng Manila putri adipatu Tuban. Dari pernikahannya dengan Dewi Karimah, Raden Rahmat memiliki 2 orang putri yaitu Dewi Murtasih yang kemudian menjadi istri dari Raden Patah, Sultan kerajaan Demak. Putrinya yang lain adalah Dewi Murtasimah istri Sunan Giri.
Sedangkan dari pernikahannya yang kedua dengan Dewi Chandrawati, Raden Rahmat memiliki beberapa orang putra dan putri. Diantaranya adalah Raden Maulana Makhdum Ibrahim atau yang dikenal dengan Sunan Bonang. Adapula Syarifuddin atau Raden Kosim yang kelak lebih dikenal dengan nama Sunan Drajat. Kedua putra Raden Rahmat juga mempunyai andil penting dalam penyebaran agama Islam di tanah Jawa.
3. Pusat Penyebaran Agama Islam
Raden Rahmat sesuai dengan sumber sejarah Sunan Ampel memusatkan penyebaran ajarannya di daerah Ampel Denta, sebuah daerah rawa-rawa yang merupakan hadiah dari Raja Majapahit. Di sana Raden Rahmat membangun dan mengembangkan sebuah pondok pesantren.
Di tempat inilah Raden Rahmat kemudian dijuluki dengan Sunan Ampel sesuai nama daerah dimana beliau menyebarkan agama Islam. Hingga pada pertengahan abad ke-15 pesantren yang beliau dirikan semakin ramai.Bahkan berdasar catatan sejarah pesantren tersebut menjadi sentra pendidikan yang sangat berpengaruh di nusantara dan mancanegara.
Di pesantren itu pula banyak melahirkan ulama-ulama yang turut menyebarkan agama Islam serta tokoh besar lainnya seperti Sunan Giri dan Raden Patah. Lokasi dakwah menyebarkan agama Islam berada di seluruh pelosok tanah Jawa dan Madura hingga Islam semakin dikenal penduduk nusantara.
4. Metode dan Ajaran Terkenal dari Sunan Ampel
Sejarah Sunan Ampel yang paling terkenal hingga saat ini adalah terkait dengan ajarannya yang bernama Moh Limo. Ajaran ini berarti moh main, moh ngombe, moh maling, moh madat dan moh madon. Artian dari seruan ini adalah mengajak masyarakat nusantara untuk tidak lagi main judi yang pada saat itu masih jadi pemandangan yang biasa, tidak minum minuman keras.
Tidak mencuri tidak menggunakan obat-obatan yang dilarang agama dan tidak berzina. Ajaran ini bahkan masih terkenal hingga sekarang. Banyak ulama saat ini yang menyisipkan ajaran tersebut dalam setiap dakwahnya. Sejarah gemilang Sunan Ampel yang terkenal ini seakan jadi peringatan bahwa menjadi manusia hendaknya melakukan hal-hal yang postif dan menghindari hal negatif. Sesuai ajaran Moh Limo.
5. Sejarah Sunan Ampel dan Karomahnya
Dalam naskah-naskah kuno yang menyangkut sejarah Sunan Ampel, disebutkan bahwa beliau memiliki kesaktian yang dikenal dengan istilah karomah. Salah satu karomah Sunan Ampel yang terkenal adalah dapat menghadirkan mbah Sholeh yang telah meninggal.
Kisah dalam naskah kuno terjemahan tersebut disebutkan bahwa Sunan Ampel merasa sedih sepeninggal mbah Sholeh. Dia merupakan salah satu santri yang rajin dan taat. Selain itu dikenal suka membersihkan masjid. Dalam satu kesempatan seperti yang tercatat dalam sejarah perjalanan Sunan Ampel, beliau berucap “ Kalau saja mbah Sholeh masih hidup pasti masjid akan selalu bersih”.
Tak disangka ucapan Sunan Ampel keesokan harinya menjadi nyata. Para santri melihat masjid Ampel kembali bersih seperti saat mbah Sholeh masih hidup. Tidak hanya itu, sosok mbah Sholeh juga kembali hadir walaupun telah meninggal dunia. Seiring berjalannya waktu, mbah Sholeh kembali meninggal.
Sunan Ampel pun terus mengulangi pernyataannya tersebut hingga mbah Sholeh kembali hadir. Demikian terus berulang hingga sembilan kali. Kehadiran mbah Sholeh baru berhenti usai Sunan Ampel meninggal. Makam mbah sholeh sendiri berjumlah sembilan buah yang semuanya berada di pelataran masjid Sunan Ampel.
6. Meninggalnya Sunan Ampel
Dilansir dari sejarah Sunan Ampel bahwa beliau meninggal pada tahun 1481 di Demak dan dimakamkan di sebelah barat masjid Ampel. Hingga saat ini makam beliau selalu ramai dikunjungi para peziarah dari seluruh nusantara. Kunjungan akan semakin ramai menjelang bulan ramadhan hingga area pemakaman bisa penuh dengan para peziarah.
7. Peninggalan dan Karya Sunan Ampel
Sebagai salah satu Wali Songo yang sangat terkenal, Sunan Ampel tidak hanya meninggalkan ajaran Moh Limo yang diingat hingga sekarang. Terdapat banyak peninggalan dan karya seperti yang tercatat dalam sejarah Sunan Ampel. Peninggalannya antara lain adalah masjid Sunan Ampel yang menjadi masjid tertua di Indonesia dan destinasi wisata penting saat melakukan wisata rohani ziarah wali.
Peninggalan Sunan Ampel lainnya menurut sejarah Sunan Ampel adalah makam Sunan Ampel sendiri yang letaknya berada disebelah barat masjid. Makam beliau berjajar dengan makam istri dan makam yang lainnya yang berada dalam satu pagar. Makam ini akan selalu ramai dikunjungi para peziarah setiap harinya.
Sunan Ampel juga meninggalkan pesantren yang terkenal hingga saat ini. Pesantren ini dibangun bersamaan dengan pembangunan masjid. Lokasinya pun tidak jauh dari kompleks masjid. Selain itu juga terdapat peninggalan lain yang tertulis dalam sejarah hidup Sunan Ampel yaitu sumur yang dipercaya mirip dengan air zam-zam yang ada di tanah suci Makkah.
Demikianlah sekilas tentang sejarah Sunan Ampel yang harus diketahui. Sebagai salah satu Wali Songo, Sunan Ampel memang terkenal memiliki banyak karomah serta jasanya yang besar dalam menyebarkan agama Islam. Semoga dengan adanya sejarah ini, para generasi muda dapat melanjutkan penyebaran agama Islam dan senantiasa mengingat ajarannya.
Post a Comment for " Mengenal Sejarah Sunan Ampel dan Dakwahnya di Tanah Jawa"