Tipsseo.net - Inilah Kisah Hidup Gusmiek Secara Singkat! Di dunia ini, menjadi hal yang sangat wajar menemukan beberapa nama yang tetap dikenang masyarakat meski individu tersebut telah meninggal. Kami pastikan tidak sedikit dari Anda yang memiliki beberapa nama tokoh yang seperti itu. Benar sekali, mulai dari nama penemu hingga seseorang yang telah berperan penting untuk sebuah bidang.
Kali ini, kami akan membantu menuntaskan rasa penasaran Anda terkait salah satu tokoh ulama yang terkenal. Tokoh yang satu ini merupakan wali yang memiliki banyak kelebihan semasa hidupnya. Kami pastikan saat ini tidak sedikit dari Anda yang memiliki nama yang tepat mengenai tokoh ini. Akan tetapi, beberapa dari Anda yang tidak mengetahui hal ini dapat menyimak dan mengetahui hal ini bersama, ya!
![]() |
Gusmiek |
Masa Kecil Gusmiek Dan Pendidikannya
Anda yang menebak bahwa nama tokoh agama yang terkenal ini adalah Gusmiek sepenuhnya benar. Nama tersebut memang bukan nama asli dari tokoh ini melainkan nama panggilan beliau. Pemilik nama asli Hamim Tohari Djazuli ini lahir pada tahun 1940. Lebih tepatnya pada tanggal hari merdeka diperingati. Benar sekali, Hamim lahir pada tanggal 17 Agustus 1940. Tokoh ini merupakan individu yang lahir di daerah Kediri, Jawa Timur.
Bapak dari tokoh ini merupakann pengasuh dari pesantren yang ada di daerah ini. Maka karena itu, menjadi hal yang sangat wajar saat menemukan ulama ini menghabiskan sebagian besar hidupnya di sekolah agama ini. Tokoh ini bukanlah tokoh yang menjadi anak tunggal. Sama seperti keluarga kecil lainnya yang memiliki banyak keturunan, keluarga Hamim juga begitu. Hal ini dapat dibuktikan dengan dirinya yang menjadi anak ketiga dari enam bersaudara.
Tokoh yang memiliki nama masa kecil Amiek ini laihr dan tumbuh besar di tempat kelahirannya. Tokoh ini bertempat tinggal di salah satu lingkungan yang menjadi bekas kantor penghulu. Tempat ini berhasil menjadi hunian keluarga ini, setelah orangtua tokoh ini mengeluarkan tujuh puluh satu golden pada masa itu. Tokoh ini bukanlah sosok yang dekat dengan ibu dan menempel.
Hal ini dikarenakan Amiek merupakan individu dengan karakter yang pendiam dan lebih menyukai kegiatan yang dilakukan sendiri. Hal ini dapat dibuktikan dengan saat berada dalam keramaian, beliau selalu memilih duduk paling ujung dan mengasingkan diri. Bahkan, hal ini masih terjadi meski kerumunan yang dimaksud adalah bagian dari keluarganya.
Namun, Anda akan menemukan tokoh dengan nama akrab Gusmiek ini telah memiliki suara yang merdu sejak lahir. Suaranya yang merdu dan tenang ini juga membuat lantunan untuk al-Qur’an yang dibaca enak didengar. Beliau juga terkenal fasih dalam membaca ayat meski dalam usia yang masih belia. Akan tetapi, Amiek tidak menempuh pendidikan awalnya di pesantren.
Hal ini dapat terjadi karena orangtuanya mendaftarkan dirinya ke dalam Sekolah Rakyat. Akan tetapi, pendidikan dalam SR ini tidak dapat diselesaikan. Hal ini dikarenakan beliau terus membolos sehingga tidak dapat lulus dengan baik. Akan tetapi, dalam nilai agama, tokoh Hamim ini dibina dengan baik. Sang ibu yang akan mengajarkan cara membacaa ayat dengan tepat dan Ayah yang akan mengajarkan cara membaca kitab.
Maka karena itu, saat berumur sembilan tokoh ini telah mengenal banyak tokoh agama yang terkenal. Pendidikan agama ini juga diteruskan oleh beliau dengan menempuh pendidikan di Pesantren Lirboyo saat berumur tiga belas tahun. Meski, pendidikan di pesantren ini tidak bertahan lama.
Kisah Asmara Ulama Besar Ini
Kisah percintaan gusmiek dimulai setelah ia kembali lagi ke Kediri. Saat ia sudah sampai di Ploso yang merupakan tempat pesantren milik ayahnya berada. Maka, ia memulai langkahnya dengan meminta restu menikah. Hal ini berjalan dengan lancar dan kemudian ia menikahkan Zaenab sebagai pendamping hidupnya.
Zaenab sendiri merupakan putri dari kyai haji Muhammad Karangkates. Di usia yang masih belia ini, ia sudah mendapatkan ijazah wiridwirid. Tidak hanya itu saja, ia juga sudah aktif dalam melakukan beragam kegiatan hingga betabaruk bersama dengan guru sufi. Ia juga rajin pergi melakukan dakwah dalam banyak daerah.
Pernikahannya dengan Zaenab tidak berjalan dengan baik sehingga akhirnya keduanya mengambil keputusan untuk hidup masing-masing saja. Lalu, pada tahun 1960 sendiri, ia kemudian bertemu dengan gadis lainnya yang berhasil menarik perhatiannya. Gadis ini bernama Lilik Suyati ini berasal dari Setonogedong.
Gusmiek kemudian melangsungkan pernikahannya setelah melakukan diskusi dengan gurunya sendiri. Ia meminta saran dari KH Dalhar yang juga disetujui oleh salah satu gurunya, Kyai Haji Mubasyir Mundzir. Tidak ingin mengalami kegagalan lagi dalam pernikahannya sehingga saran ini sangat ia perlukan.
Lilik dipercaya sebagai gadis yang tepat untuk mendampinginya. Tentu saja, hal ini berdasarkan pertimbangan pada beragam faktor. Salah satunya adalah melihat dari tradisi dan pihak pria yang sering keluar rumah untuk berdakwah. Pernikahan ini tidak berjalan begitu saja. Pernikahan ditentang dengan keras oleh orangtua pihak pria.
Namun, kisah dan perjuangannya untuk mendapatkan kehidupan bersama dengan Lilik tidak berhenti sampai di situ saja. Keduanya berjuang untuk mendapatkan restu dari pihak orangtua pria sendiri. Kemudian, setelah sekian banyak perjuangan dan langkah yang dilakukan. Pernikahan kemudian terlaksana tanpa ada gangguan hingga saat ini.
Perjuangan Yang Dilakukan
Ada beberapa perjuangan lainnya yang gusmiek lakukan dengan baik. Tidak hanya dalam kisah cinta saja. Perjuangannya dalam agama patut dihargai oleh semua orang. Ia sudah mulai aktif dalam memberikan ajaran ke dalam beberapa tempat bermain judi. Ia juga berdakwah dalam tempat lainnya seperti diskotik setelah menikah dengan Lilik.
Pada tahun 1962 sendiri, ia memutuskan untuk mendirikan sebuah jamaah Mujahadah Laliyah yang cukup luas dan kemudian mengalami pengembangan hingga menjadi pengingat untuk mereka yang lupa. Banyak orang yang jauh lebih mengenalnya dengan dzikrul ghafilin. Ia juga merupakan seorang penghapal kitab alquran.
Dengan begitu, ia juga membangun organisasi lainnya berupa sema'an alquran yang terjadi pada tahun 1986. Organisasi inu berganti nama setelah beberapa bulan dikenal masyarakat. Namanya menjadi Jantiko. Pada tahun 1987 sendiri sudah mulai melakukan operasi yang berada pada Jember. Jamaah yang satu ini jauh lebih cepat dikenal jika dibandingkan dengan Jamaah dzikrul ghafilin.
Jantiko juga kembali mengalami pergantian nama menjadi Jantiko Mantab. Tentu saja, nama ini juga mempunyai arti lainnya lagi yaitu siapa bertobat atau Majelis Nawaitu Tapa Brata. Organisasi ini berkembang dengan baik. Namun, ada juga perlawanan pada tradisi sufi yang ia terapkan dan berasal dari gurunya sendiri.
Perjuangannya tidak akan berhenti begitu saja. Ia melewati semua hal dengan sabar sehingga perlawanan juga tidak ada lagi. Bahkan, gurunya ikut membesarkan organisasi ini. Gusmiek kemudian menjadi salah satu dari tokoh pejuang islam yang tangguh.
Post a Comment for "Inilah Kisah Hidup Gusmiek Secara Singkat"