Inilah Biografi dan Sejarah Sunan Kali Jogo Versi Babad Tuban

 Sejarah sunan kali jogo berasal dari Tuban, Jawa Timur ini bersumber dari berbagai literatur. Baik jurnal, catatan sejarah dan beberapa artikel yang tersebar di dunia maya. Ada beberapa versi cerita tentang biografi Sunan Kali Jaga yang memiliki nama asli Raden Said atau Joko Syahid. Beberapa sumber yang memiliki kesamaan itulah dituang dalam artikel ini.


Perbedaan detail sejarah biasa terjadi karena sumber asli sejarah tersebut sudah sulit ditelusuri. Muncul perkiraan, prasangka, dan upaya untuk menggabungkan satu fakta dengan fakta lain. Sehingga muncul satu cerita utuh yang diharapkan mirip dengan cerita aslinya. Sedangkan beberapa perbedaan yang muncul dianggap wajar. 

biografi dan sejarah sunan kali jogo

Sejarah Sunan Kali Jogo

Menurut beberapa sumber sejarah sunan kali jogo, ada dua versi asal-usul Sunan Kali Jaga. Versi pertama menyatakan Raden Said atau Sunan Kali Jaga merupakan keturunan jawa. Sumber pendapat ini adalah catatan sejarah Babad Tuban dan beberapa catatan lain. Versi kedua menyatakan Raden Said adalah keturunan Arab yang silsilahnya sampai ke Rasulullah saw.

Asal-Usul Nama Sunan Kali Jogo

Berdasarkan kisah versi pertama, Raden Said merupakan putra dari Adipati Tuban (saat ini dikenal sebagai Bupati). Orang tua Raden Said telah memeluk Islam meskipun kerajaannya masih tunduk kepada kerajaan Majapahit. Ada beberapa catatan sejarah sunan kali jogo yang mendukung versi ini. Diantaranya adalah Babad Tuban dan catatan bendahara Portugis abad 14.

Versi kedua berasal dari catatan Van Den Berg, seorang penasehat Belanda. Namun sumber sejarah versi kedua ini ditulis abad 18. Sehingga kisah versi pertama lebih mudah diterima logika. Karena Sunan Kalijaga diperkirakan lahir sekitar tahun 1450.

Dilahirkan di lingkungan pejabat membuat Raden Said kecil tercukupi kebutuhannya. Meski begitu, beliau memiliki tabiat yang baik dan mudah merasa simpati dengan orang lain. Kecerdasan sosialnya tinggi. Sehingga mudah baginya bergaul dan membaurkan diri dengan siapapun.

Sejarah nama Sunan Kalijaga ada 3 versi. Pertama, kali jaga berarti menjaga sungai. Versi ini muncul karena adanya sumber yang menyebutkan bahwa Sunan Kalijaga pernah bersemedi di sungai dalam jangka waktu yang lama. Sayangnya versi ini terbantahkan dengan logika. Karena tidak mungkin seorang muslim bersemedi dalam jangka waktu lama.

Versi kedua sejarah sunan kali jogo menyatakan bahwa nama Kalijaga berasal dari suatu dusun di daerah Cirebon. Ini karena Raden Said pernah berguru di sana. Namun umumnya nama daerah dinisbatkan kepada seseorang jika tinggal dalam waktu lama atau memang berasal dari daerah tersebut. Tidak mungkin nama daerah dinisbatkan kepada musafir.

Versi ketiga menyatakan bahwa Kalijaga berasal dari plesetan istilah bahasa jawa. Seperti yang lazim digunakan: mulud berasal dari kata maulid. Kalimosodo berasal dari “kalimat syahadat”, atau lainnya. Maka kali jogo berasal dari kata qadhi Joko. Artinya hakim Joko-Said (karena beliau dikenal sebagai hakim setelah bergabung menjadi murid Sunan Bonang) yang kemudian diplesetkan menjadi kali jogo.

Beranjak Remaja dan Dewasa

Beberapa catatan sejarah sunan kali jogo menyebutkan bahwa saat beranjak dewasa, Raden Said tidak selalu sepakat dengan orang tuanya. Sampai suatu saat, pajak untuk rakyat dinaikkan. Sementara kondisi sedang paceklik dan rakyat kelaparan. Melihat lumbung padi kerajaan yang masih penuh, Raden Said tidak bisa tinggal diam.

Raden Said berinisiatif mengambil cadangan makanan dari lumbung desa dan membagikannya kepada rakyat miskin. Tindakan ini membuat Adipati Aria WIlatikta (ayahnya) murka. Beberapa sumber menyebutkan Raden Said diusir, tidak boleh pulang hingga mampu menggetarkan tanah Jawa.

Setelah pengusiran tersebut, Raden Said menjadi semakin menjadi. Orang-orang kaya dirampoknya, lalu harta rampokan tersebut dibagikannya kepada rakyat. Hingga suatu saat Sunan Bonang pun dirampokya. Kharisma dan kebijakan Sunan Bonang membuat Raden Said bertaubat dan ingin berguru agama. Sunan Bonang menjadi guru sunan kalijaga.

Kecerdasan Raden Said membuatnya menjadi murid kesayangan Sunan Bonang. Sejarah sunan kali jogo selanjutnya menyebutkan dalam masa belajar inilah Raden Said mendapat pemahaman penting tentang agama. Raden Said kemudian mampu membaca Al Qur’an dengan sangat merdu dan menggetarkan setiap jiwa yang mendengarkan.

Pernikahan Sunan Kalijaga

Setelah belajar Islam kepada Sunan Bonang, hidupnya berubah. Raden Said menjadi pemuda sholeh yang merdu bacaan Al Qur’annya. Beliau juga belajar berdakwah langsung dari para Sunan. Ilmu sunan kali jaga semakin tinggi. Tidak salah jika kemudian diambil menantu oleh salah saeorang ulama besar pada masa itu.

Sunan kalijaga dikabarkan menikah dengan putri dari Maulana Ishaq. Seorang ulama tersohor di zamannya. Yang juga merupakan ayah dari Sunan Giri. Istri sunan kalijaga walisongo ini bernama Dewi Saroh. Dari pernikahannya dengan Dewi Saroh inilah lahir 3 putra yaitu Sunan Muria, Dewi Rakayuh dan Dewi Sofiah.

Orang sholeh yang mampu mendidik anak dengan baik selalu mampu meneruskan keshalihannya. Salah satu putra sunan kalijaga yaitu Raden Umar Said kelak menjadi seorang sunan dan termasuk dalam salah satu walisongo. Namanya kemudian dikenal dengan Sunan Muria karena tinggal dan wafat di Gunung Muria, Kudus.

Dakwah Setelah Menjadi Sunan

Sejarah sunan kali jogo selanjutnya sampai pada masa di mana perguruan para Sunan yang sudah mulai renta semakin sepi. Sementara keadaan masyarakat masih perlu banyak perbaikan. Aliran animisme dan dinamisme masih sangat kuat di masyarakat. Sunan Kalijaga yang telah banyak belajar mulai mempraktikkan ilmu dakwahnya.

Dengan menggunakan seni dan budaya, Sunan Kalijaga mengajarkan Islam ke masyarakat. Wayang yang semula menggunakan bentuk manusia disamarkan menjadi wayang kulit dengan karakter yang khas. Raden Said memainkan wayang bersama gamelan untuk menyampaikan kisah-kisah penguat iman.

Salah satu karya seni Sunan Kalijaga yang bertahan sampai saat ini adalah lagu lir ilir. Lagu ini memiliki makna mendalam dan mampu menyadarkan umat islam agar menunaikan kewajiban sebagai manusia. Dakwah Islam semakin berkembang karena keluwesan Sunan Kalijaga menyentuh hati masyarakat.

Keahlian Raden Said di bidang seni semakin diasah. Rupanya Raden Said tidak hanya pandai bermusik dan memainkan wayang. Tapi juga menguasai ilmu arsitektur. Menurut catatan sejarah sunan kali jogo, dalam tiang utama bangunan Masjid Raya Demak ada tiang yang terbuat dari tatal, hasil kreasi Sunan Kalijaga.

Pendekatan masyarakat melalui seni ini terbukti efektif untuk memperluas ajaran agama Islam di tanah Jawa. Sejarah sunan kali jogo membuktikan bahwa Islam mampu mengakomodasi seni dan budaya, tanpa harus bertentangan dengan syariat.

Wafatnya Sunan Kalijaga

Sunan Kalijaga wafat dan dimakamkan di Demak. Tepatnya di desa Kalidlang. Tidak ada catatan resmi yang bisa menyebutkan tahun wafatnya sunan kalijaga. Namun beberapa sumber sejarah menyebutkan bahwa beliau hidup lebih dari 100 tahun.

Demikian sejarah sunan kali jogo, salah satu sunan dari walisongo yang sangat berpengaruh di tanah Jawa. Sejarah ini membuktikan bahwa manusia selalu memiliki kesempatan untuk memperbaiki diri. Seorang yang memilih bertaubat, sama dengan meninggikan derajatnya sendiri di hadapan langit dan bumi.

Post a Comment for " Inilah Biografi dan Sejarah Sunan Kali Jogo Versi Babad Tuban"